Dari kejauhan, di persimpangan lampu lalu lintas di perempatan jalan itu masih menyala hijau. Sebut saja dia Maya. Maya kala itu tidak mau terlambat . Apalagi ia tahu bahwa perempatan jalan disana cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Tetapi dikala itu maya melihat jalanan yang sepi. Lalu lampu berganti kuning. Hati maya berdebardebar begitu kerasnya. Tiga meter menjelang garis polisi lalu maya bimbang apa yang harus dilakukan "Aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak" sambil berpikir dan maju perlahan lahan dengan motornya.
"Prikitiew!" Di seberang jalan seorang polisi dengan gagahnya melambaikan tangan meminta ia untuk berhenti. Lalu Maya menepikan kendaraan dan melihat spion motornya. Lalu dia menyadari bahwa yang menjadi polisi adalah seorang mantan dia waktu SMA dulu. "Hai, kita ketemu lagi disini, maaf saya melewati lampu merah tetapi saya melihat lampu itu masih kuning" sahut Maya membuka pembicaraan. "Iya saya maafkan kok. Tapi sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini" sahut Polisi. "Jadi kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala" sahut Maya dengan nada menurun. "Tetapi Maya maaf ini adalah tugas saya untuk yang melanggar peraturan, Tolong keluarkan SIMmu" sahut polisi tadi. "Baiklah ini SIM saya pak" sahut Maya dengan agak sedikit kesal.
Kenapa dia tidak menilangku? Lalu catatan ini apa ? Buru buru Maya membacanya dan tulisannya seperti ini "Halo Maya, kamu tahu tidak, Dahulu saya mempunyai seorang anak. Tetapi ia meningga. tertabrak pengemudi yang mengebut dan menerobos lampu merah. Lalu penabrak itu hanya dihukum dengan hukuman 3 bulan kurungan penjara. Kami sekeluarga dirumah berharap kami diberikan seorang anak lagi untuk kami peluk dan kami sayangi. Tetapi Tuhan tidak menghendaki nya. Betapa sulitnya May, nyawa seorang anak ditukar dengan hukuman 3 bulan penjara". Lalu Maya menangis dan berpikir keras tentang tulisan ini. Lalu Maya mencari kembali polisi itu dan ingin meminta maaf langsung. Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari rekan atau mantan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati hati dan bersungguh sungguh.
Sayangilah hidupmu dan sayangilah kehidupan orang lain, jangan mencoba bertindak bodoh. Memang menerobos lampu merah adalah hal sepele, tetapi akibat dari menerobos lampu merah itu yang sangat fatal akibatnya. Patuhi peraturan lalu lintas. Keluarga bisa menunggu dirumah, tetapi nyawa orang lain melayang tidak dapat ditunggu. Bahkan jika hanya masuk BUI selama beberapa tahun, itu tidak adil, karena setelah bebas dia dapat bersenang senang kembali. Sayangi hidupmu dengan mematuhi peraturan lalu lintas.
Posting Komentar